PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Geometri
berasal dari kata Latin “Geometria” Geo yang artinya tanah dan metria
yang artinya pengukuran. Berdasarkan sejarah Geometri tumbuh jauh sebelum
Masehi karena keperluan pengukuran tanah, di sekitar kawasan sungai Nil setelah
terjadi banjir, dalam bahasa Indonesia Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu
Ukur (Moeharti, 1986: 1.2). Geometri didefinisikan juga sebagai cabang
Matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta
sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama lain.
Geometri
dapat dipandang sebagai sistem deduktif yaitu suatu sistem yang harus ada
pengertian-pengertian pangkal, yaitu unsur-unsur dan relasi-relasi yang tidak
didefinisikan, kemudian definisi, selain definisi juga harus ada relasi-relasi
lain yang dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi atau postulat-postulat
itu yang disebut dalil atau teorema. Proses untuk mendapatkan atau menurunkan
suatu dalil dari himpunan pangkal, definisi, dan postulat inilah yang disebut
deduksi. Dalam Geometri sebagai suatu sistem deduktif himpunan postulat itu
dapat dipandang sebagai aturan permainan (Moeharti, 1986: 1.3 – 1.4).
Geometri yang
pertama-tama muncul sebagai suatu sistem deduktif adalah Geometri dari
Euclides. Kira-kira tahun 330 SM, Euclides menulis buku sebanyak 13 buah. Dalam
bukunya yang pertama Euclid menjelaskan mengenai definisi, postulat, aksioma
dan dalil (Moeharti, 1986: 1.9). dalam makalah ini akan dibahas tentang Euclid
serta 13 buku yang ditulis Euclid.
1.2. RUMUSAN
MASALAH
Mengingat akan sifat makalah ini maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1).
Bagaimana
peran Euclides dalam matematika?
2).
Apa
saja isi dari 13 buku Elemen karya Euclides?
1.3.
TUJUAN
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah maka
penulis dalam makalah ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana peran Euclides
dalam matematika dan isi dari 13 buku elemen yang dibuat oleh Euclides.
PEMBAHASAN
2.1.
Tentang Euclid
Euclid
merupakan salah satu ahli ilmu ukur Yunani yang besar. Namun hampir tak ada
keterangan terperinci mengenai kehidupan Euclid yang bisa diketahui. Misalnya,
kita tahu dia pernah aktif sebagai guru di Alexandria, Mesir, di sekitar tahun
300 SM, tetapi kapan dia lahir dan kapan dia wafat betul-betul gelap. Bahkan,
kita tidak tahu di benua apa dan dikota apa dia dilahirkan. Meski dia menulis
beberapa buku dan diantaranya masih ada yang tertinggal, kedudukannya dalam
sejarah terutama terletak pada bukunya yang hebat mengenai ilmu ukur yang
bernama The Elements.
Kebanyakan
teorema yang disajikan dalam buku The Elements tidak ditemukan sendiri
oleh Euclid, tetapi merupakan hasil karya matematikawan Yunani awal seperti
Pythagoras (dan para pengikutnya), Hippocrates dari Chios, Theaetetus dari
Athena, dan Eudoxus dari Cnidos. Akan tetapi, secara umum Euclid dihargai
karena telah menyusun teorema-teorema ini secara logis, agar dapat ditunjukkan
(tak dapat disangkal, tidak selalu dengan bukti teliti seperti yang dituntut
matematika modern) bahwa cukup mengikuti lima aksioma sederhana. Euclid juga
dihargai karena memikirkan sejumlah pembuktian jenius dari teorema-teorema yang
telah ditemukan sebelumnya.
Menurut
(Artmann, 1999:1) secara tradisional, Elemen telah dibagi menjadi tiga bagian
utama:
1. Geometri
Bidang, Buku I sampai IV
2. Aritmatika,
Buku V sampai IX
3. Geometri
Ruang, Buku X sampai XIII
2.2.
Buku The Element
Adapun isi dari
13 buku Elemen menurut (Artmann, 1999:3) adalah sebagai berikut:
1.
Buku 1: Pondasi Geometri Bidang
Buku
ini diawali dengan kumpulan defenisi. konsep dasar titik, garis, sudut secara
umum dan penggunaan sudut dalam mendefenisikan jenis-jenis segitiga, segiempat,
dan lain-lain. Defenisi yang terakhir menggambarkan garis paralel dalam ilmu
ukur sebagai garis tanpa titik umum. setelah definisi kita menemukan apa yang
disebut postulat, yang merupakan aksioma dalam geometri, kelima dan terakhir
ini adalah postulat paralel terkenal. Common
notions adalah aksioma mengenai besaran pada umumnya, misalnya, "
Sesuatu akan sama dengan sesuatu atau sesuatu yang sama akan sama satu sama
lainnya”.
Teorema
dari Buku I dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian sebagai berikut:
a.
(I.1-26) Teorema mendasar dan konstruksi
dasar dalam bidang geometri seperti teorema kongruensi untuk segitiga atau
pembelahan sudut, di teorema ini tidak menggunakan garis sejajar.
b.
(I.27-32) Teori garis paralel, termasuk
teorema bahwa jumlah sudut interior segitiga sama dengan dua sudut yang tepat
(1,32)
c.
(I.33-45) Teori jajaran genjang;
transformasi dan perbandingan daerah jajaran genjang dan segitiga.
d.
(I.46-46) Teorema Phytagoras.
2.
Buku II: Geometri dari peregi Panjang
Dibandingkan
dengan buku I, buku kedua ini sangat jauh berbeda. Sebagian besar teorema dalam
buku II menjelaskan materi aljabar tentang variasi pada tema identitas binomial
(suku dua):
Hasil
ini selalu dinyatakan dalam bahasa geometri subdivisi persegi panjang dan
daerah dari berbagai bagian dari subdivisi. Teorema II.l2 dan 13 menggeneralisasi
teorema Pythagoras (1,47) dengan apa yang kita sebut hukum cosinus, dan Proposisi
II.l4 memberikan solusi dari masalah penting
membangun
persegi sama (di daerah) untuk sosok bujursangkar diberikan.
3.
Buku III: Geometri dari Lingkaran
Buku
III menjelaskan tentang fakta-fakta dasar tentang geometri lingkaran, garis
singgung, dan lingkaran dalam kontak. Bagian kedua Buku III membahas segiempat
dan lingkaran, termasuk Proposisi III.2I, yang menegaskan kesetaraan semua
sudut di daerah sama dalam lingkaran.
4. Buku
IV: Poligon (Segibanyak) beraturan
Dalam buku IV, kita akan
menggunakan istilah umum "poligon beraturan" (atau n-gon) Euclid
panggilan dalam kasus-kasus tertentu yang “Poligon sama sisi dan sudut sama. Ada
empat masalah yang dibahas, yaitu:
a. Cara
menuliskan bujur sangkar
b. Menentukan
batas lingkaran
c. Menuliskan
lingkaran
d. Menentukan
batas bujur sangkar
Masalah-masalah
ini diselesaikan untuk:
a. segitiga
secara umum (IV. 2-5)
b. persegi
(segiempat beraturan) (IV. 6-9)
c. segilima
beraturan (IV. 10-14);
d. segienam
beraturan (IV. 15);
e. segilimabelas
beraturan (IV.16)
5. Buku
V: Teori umum dari besaran perbandingan
Buku V adalah buku yang
paling abstrak dan independen dalam Elements dari buku-buku sebelumnya. Jika
buku-buku lain prihatin dengan benda geometris atau angka, buku ini mempelajari
“besaran” yang menurut Aristoteles meliputi angka, garis, muatan, dan waktu. Dalam
VI.33 sudut diperlakukan sebagai besaran, dan luas daerah gambar sebagai
besaran di VI.1, XII.1, dan XII.2 (area lingkaran), serta dibanyak tempat yang
lain. Umum ini membuat teori proporsi yang berlaku di seluruh matematika,
hubungan ini membuat teori proporsi berlaku diseluruh bidang matematika, hal
ini membuktikan pernyataan dari Eratosthene (sekitar tahun 275-194 SM) ilmuan
yang pertama kali yang menghitung keliling bumi secara akurat, “lithe
unifying bond of the mathematical sciences” artinya “ikatan pemersatu ilmu
matematika”.
Berbagai sumber menunjukkan bahwa Eudoxus
(sekitar 400-350) merupakan penulis teori dalam buku V.
6. Buku VI:
Geometri bidang dari gambar yang sama
Buku
VI ini secara garis besar hampir sama dengan Buku I. Sebenarnya Buku I, II, dan
III menyajikan inti dari geometri bidang dan secara keseluruhan organisasi
memberikan kesan standar perlakuan geeometri yang telah dikerjakan
berulang-ulang sebelumnya. Seluruh bangunan dari Buku VI didasarkan pada
Teorema VI.1, Teorema VI.2 merupakan teorema dasar pada proporsionalitas dari segmen
garis.
Salah
satu teorema utama dalam buku ini yaitu menghubungkan garis dan bidang segitiga
yang serupa (dan Poligon) (VI 19,20), jika segitiga serupa dengan
kesamaan faktor k untuk garis, maka faktor untuk sesuai daerah adalah k2.
Dibagian penutup dari Buku VI menyajikan aplikasi dari luas. yang dalam istilah
modern sama saja dengan solusi geometris masalah kuadrat. Hal ini dapat
diterjemahkan ke dalam penerapan persamaan kuadrat. Karena alasan ini Buku VI disebut
"aljabar geometri" oleh beberapa penulis.
7. Buku VII: Aritmatika
Dasar
Dalam
buku VII euclides memulai sesuatu yang baru, materi dalam buku VII tidak
berasal dari buku-buku sebelumnya. Definisi pada awal Buku
VII ditujukan untuk membantu memahami Buku VII-IX.
Aritmatika
Euclidean didirikan pada algoritma Euclidean untuk menentukan dua bilangan
prima satu sama lain (VII.l4). Algoritma Euclide memberikan
Faktor Persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan a, b. Bagian selanjutnya
pada buku ini yaitu penggunaan defenisi 20 untuk membangun sifat-sifat dasar
dari proporsi dari bilangan. Inti dari buku VII adalah teori FPB (VII.20-32),
yang berhubungan dengan kelipatan persekutuan terkecil KPK (VII.33-39).
8. Buku VIII: Bilangan
dalam Perbandingan Lanjutan
Bilangan
dalam perbandingan lanjutan akan menjadi focus
utama dalam buku ini. Dibagian kedua buku ini (VIII.11-27). Perhatian
lebih akan diberikan dalam materi jenis bilangan “dalam bentuk geometri,”
seperti persegi dan kubus. Satu pertanyaan penting dalam konteks ini adalah
bagaimana karakteristik bilangan a, b yang terdapat dalam perbandingan berikut:
9. Buku IX :
Bilangan dalam Perbandingan lanjutan; Teori dari bilangan genap dan bilangan
ganjil, Bilangan Sempurna.
Pada bagian
A sampai E, bahasan yang dibahas dalam buku ini adalah mengenai konsep
perbandingan. Yang paling special dalam buku ini adalah setelah teorema IX.20
yaitu mengenai teori dari bilangan genap dan bilangan ganjil (“the even and the
odd” as Plato says), yang tidak memiliki hubungan dengan yang mendahuluinya, tetapi
hanya bertumpu pada Definisi 6-10 dari Buku VII. Puncak dari teori ini adalah
tentang bilangan genap sempurna (IX.36).
10. Buku X:
Perbandingan ruas garis
Buku X adalah buku yang paling
tebal dari Elemen. Dalam buku ini, algoritma Euclidean Buku VII diterapkan
untuk mendapatkan criteria besaran yang sepadan:
X.5. Besaran sepadan memiliki rasio
satu sama lain yang sama.
X.6. Jika dua besaran memiliki satu
sama lain rasio yang sama, besaran akan sepadan.
Dalam X.9 Euclid menyatakan sebagai
konsekuensi langsung yang sisi
dari persegi luas n adalah dapat
dibandingkan dengan sisi persegi dari area 1 ketika n bukan bilangan persegi. Sebagian
besar materi Buku X, hingga Proposisi 115, terdiri dalam studi yang cermat dari
berbagai jenis garis dapat dibandingkan dan di luar lingkup tujuan. Secara
historis, penemuan perbandingan garis, atau, seperti kita akan mengatakan hari
ini, bilangan irasional.
11. Buku XI:
Dasar-dasar geometri Ruang
Buku XI diawali dengan
defenisi-defenisi yang akan digunakan pada buku XII dan XIII. Dalam buku ini
terdapat postulat-postulat dari Buku I. berikut bagian dari buku XI:
a. (XI.l-19)
Dasar-dasar geometri ruang (garis, bidang, kesejajaran, dan orthogonality).
b. (XI.20-23)
sudut dalam ruang, sifat dan konstruksinya.
c. (XI.24-37)
kesejajaran dalam ruang
12. Buku XII: Luas
dan Volume; Metode Eudoxus tentang “Exhaustion”
Beberapa metode diperlukan untuk
menentukan daerah lingkaran dalam kaitannya dengan persegi, atau volume
piramida. Metode exhaustion yang
dipakai Euclides pertama kali diciptakan oleh Eudoxus. Metode pembuktian sangat
berbeda dan jauh lebih rumit daripada buku-buku sebelumnya, kecuali buku V.
13. Buku XIII: Polyhedra
beraturan
Buku ini membahas tentang Polyhedra.
Polihedra adalah suatu bidang tiga
dimensi yang tersusun atas sisi-sisi berbentuk poligon. Kata Polyhedra diambil
dari kata yunani kuno, yaitu poli atau banyak dan edon yang berarti dasar. Setiap garis
penghubung (edge) pada polihedra menyatukan tepat dua
buah poligon.
2.3.
Tokoh-Tokoh
Dalam Geometri Euclid
Adapun beberapa
tokoh dalam perkembangan geometri Euclid (Moeharti, 1986: 2) adalah sebagai berikut:
1. Prolus
dari Alexandria (410-485), memberikan “bukti” tentang postulat sejajar Euclid.
2. Girolamo
Saccheri dari Italia (1667-1733) melakukan studi yang mendalam tentang geometri
dalam buku yang berjudul Euclides Vindicatus, yang diterbitkan di tahun
saat kematiannya. Beliau melakukan pendekatan terhadap permasalahan pembuktian
postulat sejajar Euclid dengan cara baru yang radikal. Prosedurnya ekivalen
dengan mengasumsikan bahwa postulat sejajar Euclid salah, dan menemukan
kontradiksi dengan penalaran logis. Hal ini akan mensahkan postulat sejajar
dengan menggunakan prinsip metode tak langsung.
3. Karl
Friedrich Gauss dari Jerman (1777 - 1855)
4. Wolfgang
(Farkas) Bolyai dari Hongaria (1775 - 1856), dan anaknya Yanos Bolyai (1802 -
18060) dan juga Nicolai Ivanoviteh Lobachevsky (1793 - 1856)
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan
makalah ini adalah :
1.
Geometri
Euklid merupakan sistem
aksiomatik, dimana
semua teorema ("pernyataan yang
benar") diturunkan dari bilangan aksioma yang terbatas, artinya
hasil-hasil penting / teotema-teorema tersebut merupakan akibat dari postulat
sejajar.
2.
Peran postulat sejajar Euclid adalah
sebagai sumber untuk banyak hasil yang sangat penting. Tanpa postulat tersebut
(atau ekivalennya), kita tidak akan memiliki teori luas yang sudah lama
dikenal, teori kesamaan, dan teori Pythagoras yang terkenal. Jadi postulat
sejajar Euclid akan lebih berperan apabila dideduksi dengan postulat lainnya
atau digantikan dengan postulat lainnya yang lebih pasti.
DAFTAR PUSTAKA
Artmann,
B. (1999). Euclid-the creation of
mathematics. Springer Science+Business Media: New York.
Moeharti
HW. 1986. Materi Pokok Sistem-Sistem Geometri. Jakarta: Kanika Jakarta,
Universitas Terbuka.
Prenowitz,
W., & Jordan, M. (1965). Basic
Concepts of Geometry. Blaisdell Publishing Company: Waltham, Massachusetts.
Toronto. London.
Wikipedia Indonesia. (2008). Geometri Euclides. Diakses dari:
http://www.google.co.id/Geometri/Euclides/Wikipedia/Indonesia/ensiklopedia/bebas/berbahasa/Indonesia.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar